Simalungun. BongkarKasusNews.com- Proyek pembangunan infrastruktur oleh PUPR Provinsi Sumatera Utara yang menelan anggaran sebesar Rp.2.742.881.300, dikerjakan oleh CV. Sam Sam, kini menjadi sorotan. Tidak lama setelah penyelesaian, tembok perkuatan tebing sungai sigulang-gulang yang berada di Kecamatan Siantar Utara Kota Pematangsiantar yang baru selesai dibangun Sudah roboh. Situasi ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai kualitas pengawasan dan kepatuhan terhadap standar teknis dalam pengerjaannya.
Menurut informasi yang dihimpun dari Br Sianturi, Pada hari Senin (27/01/2025) bahwa insiden robohnya tembok terjadi pada Selasa lalu, sekitar pukul 16:05 WIB. Tembok Perkuatan Tebing Sungai tersebut, yang baru saja selesai dikerjakan, langsung diisi dengan tumpukan tanah, sebuah tindakan yang seharusnya tidak dilakukan. Tindakan ini dipaksakan diduga karena kejar waktu penyelesaian pekerjaan.
P.Purba, seorang narasumber terpisah yang merupakan pengamat proyek tersebut, menanggapi insiden ini dengan mengungkapkan bahwa robohnya tembok perkuatan tebing sungai dapat diakibatkan pada kurangnya pengawasan selama proses pengerjaan. Ia juga mencermati perilaku pekerja yang tampaknya tidak sabar dalam menunggu waktu yang tepat, yang seharusnya menjadi bagian dari prosedur standar untuk memastikan keamanan struktur bangunan. Hal ini menunjukkan kurangnya pemahaman terhadap prinsip-prinsip dasar teknik sipil, baik dari pihak kontraktor maupun pengawas.
Lebih jauh, Purba juga mengkritik perancangan proyek itu sendiri, yang ia anggap kurang matang. Ia berpendapat bahwa penggunaan tembok penahan bronjong seharusnya menjadi pilihan terbaik pada sisi proyek ini. Tembok penahan bronjong, yang dikenal akan kemampuannya dalam menahan tanah dan stabilitas, seharusnya dipertimbangkan untuk menghindari risiko keruntuhan di masa mendatang.
Kejadian ini tentu menjadi pelajaran penting bagi semua pihak yang terlibat dalam proyek infrastruktur di Indonesia. Sebagai mantan bagian dari tim yang bertanggung jawab atas proyek tersebut, Purba menekankan pentingnya peningkatan pengawasan dan kepatuhan terhadap prosedur konstruksi. Penyimpangan dari regulasi teknis tidak hanya merugikan instansi pemerintah, tetapi juga dapat berakibat fatal bagi masyarakat yang bergantung pada infrastruktur yang aman dan berkualitas.
Ke depannya, diharapkan pengawasan yang lebih ketat dan pelatihan bagi para pekerja serta pengawas proyek dilaksanakan untuk mencegah insiden serupa terjadi. Investasi besar dalam proyek infrastruktur tidak akan berarti apa-apa jika hasilnya tidak memenuhi standar keamanan dan kualitas yang diharapkan. Proyek semacam ini merupakan cermin dari komitmen kita terhadap pembangunan yang berkelanjutan dan berorientasi pada keselamatan masyarakat.